Monday, October 16, 2006 

Traveling with Superstar (2)

Sampai di hotel, Superstar mendapat kamar sendiri-sendiri sementara kru sekamar berdua, biasanya terletak di lantai yang sama semua. Sebagian besar kegiatan dilakukan di dalam kamar; makan, mengobrol, mendengarkan musik, dan main games. Selain kru, yang bisa santai ke luar jalan-jalan hanyalah si drummer karena orang belum begitu ‘ngeh’ dengan tampangnya. Personil lain kadang ke luar sebagian, itu pun menghindari tempat ramai. Hanya vokalis saja yang tidak pernah ke luar kamar, karena mukanya paling dikenali. Percaya atau tidak, hanya di kota Jakarta dan Bandung saja dimana mereka semua bisa santai ke mana-mana, mungkin karena orang-orang di kedua kota itu ‘jaim’ kalau melihat artis.

Jam 11 pagi pada Hari-H pertunjukan, para kru sudah berada di venue untuk memasang peralatan musik dan menyetel sedemikian rupa. Setiap kru sudah mengetahui selera setiap personil, bahkan mereka juga ahli dalam memainkan alat musik. Fungsi kru yang menarik bagi saya adalah kru yang mengurus microphone (mike) si vokalis. Kerjaannya berdiri di samping vokalis sambil menyedengkan telinga dan manggut-manggut, lalu koordinasi dengan tukang sound supaya pas – berbeda dengan kru gitar atau drum yang perlu geret-geret peralatan berat ke sana ke mari, sementara kru vokalis mati-hidup hanya ngurusin mike. Yang menarik lagi ada kru khusus yang memiliki suara sangat mirip dengan vokalis untuk menyeleraskan suara band.

Pada jam yang sama, biasanya Superstar mengadakan jumpa pers dan jumpa fans di hotel tempat mereka menginap selama satu jam. Suasana di dalam ballroom heboh dengan teriakan histeris atau bahkan tangisan. Sesi tanya jawab membuat merinding, para fans yang mendapat kesempatan bertanya terlihat bergetar tangannya saat memegang mike dengan suara yang tiba-tiba jadi parau. Sesi foto bersama lebih heboh lagi; fans melompat-lompat kegirangan, menyalami, mencium, menyentuh, menarik, meminta tanda tangan, dan memberi kado. Sehabis makan siang, Superstar baru datang ke lapangan untuk check sound. Tanpa repot-repot mereka tinggal bermain dan melakukan revisi sedikit terhadap setelan alat musiknya. Jam 5 sore setelah polisi mensterilkan lapangan, pintu venue dibuka. Ratusan orang berebut mendekati panggung agar dapat menonton Superstar lebih dekat, terutama cewek-cewek ABG yang langsung mendekati barikade (area bawah panggung dilingkari dengan pagar besi yang merupakan area steril karena merupakan jalur evakuasi para penonton yang pingsan). Banyak juga ibu-ibu yang nekat gendong bayinya ‘berenang’ di antara massa agar dekat dengan panggung!

Superstar lalu kembali ke hotel untuk beristirahat sebentar dan berganti baju. Sekitar jam 7 malam, ada beberapa band pembuka yang baru mulai bermain setelah Superstar ini bergerak menuju venue. Kalau jalanan macet, biasanya minta bantuan vooriders dari polisi. Begitu sampai, mereka menunggu di dalam mobil yang disembunyikan di belakang panggung. Area dalam barikade dipenuhi oleh para polisi dan petugas keamanan, maksudnya bertugas untuk menjaga keamanan dan menggotong penonton yang pingsan, tapi mereka bukannya siap siaga menghadap ke penonton, malah seringnya menghadap ke panggung dan ikut menonton, bergoyang, dan foto-foto. Apalagi begitu Superstar main, mulai deh area dalam barikade dimasuki orang-orang yang mengaku pejabat atau aparat sambil membawa keluarganya.

Pertunjukan satu jam ini membius para penggemar yang menjubeli venue yang rata-rata dipadati oleh 30.000 penonton! Setiap vokalis memandang ke satu sisi, terdengarlah dari sisi itu teriakan histeris penonton. 3 lagu pertama biasanya masih aman-aman saja, lagu-lagu berikutnya mulai deh satu persatu tumbang... pingsan. Entah karena terlalu histeris, atau terdorong-dorong sampai tergencet. Cewek-cewek ABG ini lalu diangkut ke tenda paramedis sehingga lama-lama yang terlihat di depan barikade adalah cowok-cowok. Sebentar-sebentar petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air ke penonton agar penonton tidak terlalu merasa kepanasan. Pada lagu terakhir, saat vokalis melempar bajunya, terjadilah huru-hara perebutan baju yang meskipun bajunya basah penuh keringat namun orang rela menyerahkan nyawanya! Pertunjukkan biasanya diakhiri dengan pertunjukan kembang api – padahal saat para penonton asik mendongak ke atas mengagumi lontaran kembang api di udara, saat itulah merupakan cara pengalihan perhatian penonton supaya Superstar dapat mudah ke luar dari venue. Setelah pertunjukan berakhir, saat itu pula para penonton tersadar bahwa dompet dan handphone-nya telah hilang dicolong.

Selanjutnya kehebohan lain muncul, hotel tempat Superstar menginap diserbu penggemar. Mereka rela menunggu di luar sampai pagi demi melihat Superstar dari dekat – tayangan di TV luar negeri tentang para penggemar Michael Jackson yang memang menunggu di bawah jendela hotel berharap Superstar melongok sedikit di balik jendela ternyata beneran terjadi di Indonesia! Duh, menjadi orang terkenal menurut saya tidak menyenangkan, sedikit-sedikit dikerubuti penggemar. Lagi sarapan, sebentar-sebentar ada yang minta tanda tangan dan foto bareng. Mau leyeh-leyeh di kolam renang hotel, segerombolan orang mengerubungi dan menonton – seperti nemu mayat saja! Mau nonton bioskop, harus pakai jaket dan capuchon, masuk pada saat gelap dan keluar belakangan. Mau beli buku bisa terjadi kehebohan satu mall dan terjadilah kejar-kejaran (saya pernah menyaksikan salah satu SPG yang tiba-tiba pingsan begitu tahu kalau yang beli majalahnya adalah Superstar!). Mau dugem, kudu cari tempat duduk yang tersembunyi, itupun sebentar-sebentar ada saja groupies yang berlagak joget tapi lama-lama melipir mendekati Superstar dan bergenit-genit sok akrab agar dapat foto bersama.

Traveling with Superstar bagi saya = ikutan kena cakar dan terdorong-dorong akibat tindakan agresif para penggemar!


Sunday, October 08, 2006 

Traveling with Superstar

Traveling sendiri sudah pernah, traveling bersama keluarga sudah pernah, traveling bersama teman apalagi - semua sudah pernah. Tapi traveling bersama Superstar alias orang-orang yang sangat terkenal, baru tidak biasa! Superstar ini adalah salah satu grup band nomor 1 di Indonesia, ketika saya mengikuti tur konser musik mereka keliling Indonesia. Memang menarik memperhatikan gaya hidup artis yang dipuja masyarakat, mereka sulit memiliki privasi, ke mana-mana mereka selalu dikerubuti penggemar. Apalagi semakin jauh dan terpencil kota tempat mereka konser, maka semakin heboh para penggemarnya.

Dalam satu rombongan grup band, tidak hanya berisi personil utamanya saja, tapi termasuk juga kru (crew), jadi total rombongan bisa lebih dari dua kali lipat jumlah personil. Kru personil bertugas mengurusi peralatan, mensetnya sebelum, dan mengemasnya sesudah manggung. Setiap kru personil memiliki kemampuan musik yang baik, mereka dapat menjadi pemain pengganti bila salah satu personil tidak dapat tampil bila terjadi keadaan darurat, kecuali vokalis tentunya. Selain itu, ada kru khusus sound engineering, lighting, dan merchandising. Ada juga koordinator personil band yang disebut artist manager yang bertanggung jawab terhadap masalah kontrak dengan perusahaan rekaman, penyelenggara konser, dan mengatur jadwal artis. Lalu ada koordinator kru yang disebut road manager yang bertanggung jawab saat di jalan, seperti mengurus persiapan manggung, makan para kru, dan keperluan personil. Setiap penyelenggara konser wajib menyediakan artist security yang bertugas mengamankan artis, terutama menjaga si vokalis yang sering ditarik-tarik para penggemar, sampai security-nya pun sering kena cakar.

Dalam satu rangkaian tur musik, sebulan Superstar bisa manggung sampai di 10 kota berbeda, ditambah lagi acara jumpa pers di antaranya. Konser biasanya diadakan setiap 2 hari sekali, sehari untuk perjalanan dan istirahat, sehari untuk persiapan dan konser. Barang bawaan rombongan grup band lumayan banyak, selain tas-tas berisi pakaian, mereka membawa peralatan musiknya sendiri. Belum lagi gadget yang dibawa mereka, mulai dari handphone yang lebih dari satu, iPod, speaker, laptop, sampai PlayStation. Kendaraan yang harus disediakan untuk rombongan adalah bis besar untuk para kru dan 2 unit mobil van seperti Pregio atau Elf untuk para personil dan security.

Perjalanan antar kota ditempuh naik pesawat, bila tersedia. Naik pesawat ada triknya; peralatan band masuk cargo sejak subuh, rombongan kru dan barang bawaannya di-check-in-kan terlebih dahulu oleh penyelenggara, mendekati waktu boarding barulah personil band masuk bandara – itu pun dikawal dengan susah payah karena selalu dikerubuti penggemar. Kalau masih ada waktu, mereka menunggu di airport lounge. Sebentar-sebentar ada yang mengetuk dan minta foto-foto, ngakunya ajudan Kapolda lah, istri Kapolres lah, anggota DPR lah, dan lain lain. Saat masuk ke dalam pesawat adalah saat dimana mereka membuat heboh para penumpang lain, bisa-bisanya penumpang berlari ke kursi para personil dan minta foto-foto sampai dimarahi pramugari karena pesawat mau take-off tapi para penggemar tidak mau kembali ke kursinya. Begitu pesawat take-off, para personil dengan mudahnya langsung bablas tidur. Begitu mendarat, lagi-lagi masih ada yang niat minta foto sehingga jalan di gang pesawat berdesakan dengan orang yang berebut mendekati personil dan bertabrakan dengan orang yang mengantri keluar pesawat. Sampai di bandara, perburuan artis terus berlanjut, jalan ke luar saja sangat susah karena sebentar-sebentar diberhentikan penggemar yang minta foto bersama. Para personil lalu langsung ke luar bandara dan naik mobil jemputan yang langsung menuju hotel - itupun kadang ‘dihadang’ oleh petugas parkir bandara yang tidak mau membuka portal kalau tidak diperbolehkan bersalaman dulu dengan personil! Sementara barang-barang diurus oleh kru yang bakal belakangan masuk hotel naik bis.

Karena banyak juga kota tempat konser yang tidak ada jalur udara, maka mereka harus naik bis berjam-jam dari satu kota ke kota lain. Bis untuk tur musik berkapasitas 52 kursi dan telah didisain khusus, kursi-kursinya dicabut dan sudah dikaroseri sedemikian rupa sehingga membentuk tempat tidur lengkap dengan kasur busa, selimut, dan bantal. Kursi-kursi di belakangnya ditempati oleh para kru, tapi hanya bisa dimundurkan senderannya saja. Bis juga sudah dilengkapi AC, TV, toilet, dan yang paling penting adalah korden. Memang jauh dengan kondisi bis artis yang dipunyai artis Amerika seperti di film-film, tapi bis ini lumayan untuk tidur menyimpan tenaga. Suasana di dalam bis bagaikan study tour jaman sekolah: ribut dengan obrolan dan becandaan, gonjrang-gonjreng gitar, nyanyi-nyanyi, bunyi-bunyi ringtone handphone, dan penuh dengan asap rokok. Makan di tengah jalan ada triknya juga, cari restoran yang besar tapi tidak ramai oleh tamu lain. Si empunya restoran bagaikan mendapat durian runtuh, pelayanannya jadi spesial; minta apa-apa jadi cepat, semuanya jadi ramah – sampai saya berasa tidak enak dengan tamu lainnya karena kami selalu didahulukan. Sehabis makan pasti diminta untuk foto-foto bersama, yang nantinya akan dipajang di restoran sebagai bukti bahwa Superstar pernah makan di sana.

Bersambung...


No Nudity Here!

  • naked: devoid of concealment or disguise
  • Pronunciation: 'nA-k&d, esp Southern 'ne-k&d
  • (From Merriam-Webster Online)

Who's Naked?

    Hi, I am Trinity, an ordinary woman in Jakarta who loves traveling. This is my journal and thoughts collected from my trips around the globe and across my lovely country, Indonesia.
    E-mail me at naked.traveler@gmail.com

    Keep informed on The Naked Traveler news and events, add me as your friend at:
    Profil Facebook Trinity Traveler
    Share your travel stories or get info from the real travelers here

    Subscribe to nakedtraveler

    Powered by us.groups.yahoo.com

    You are naked number .

Naked Me More

     
    Web
    The Naked Traveler

Naked Book

    Get "The Naked Traveler (Catatan Seorang Backpacker Wanita Indonesia Keliling Dunia)" book now in your nearest book stores! Bondan Winarno said,"...memikat. Ada kejujuran dalam mengungkapkan apa yang dirasakan, tidak hanya yang dilihat..."
    For more info, please click here.

NakedShout

Kinda Cool Links


    Lowongan Kerja Minyak dan Gas

Powered for Blogger
by Blogger Templates