Monday, May 28, 2007 

Dipalak Sukarela

Baru kali ini saya rasanya mau mampus mengurus visa, syaratnya yang kelihatan mudah ternyata mengurusnya bikin naik darah. Yep, kali ini saya mengurus visa non tourist untuk Kedutaan Besar Filipina. Dikatakan syaratnya adalah police certificate, hasil medical check up, foto, dan paspor yang masih berlaku. Saya menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan police certificate adalah Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB). Saya lalu browsing mencari informasi bagaimana mengurus SKKB di kantor polisi. Tidak satupun saya dapatkan informasi, lalu saya pergi ke Polsek terdekat. Katanya saya harus mendapat surat keterangan dulu dari Kelurahan. Saya pun pergi ke kantor Kelurahan, katanya saya harus mendapatkan surat keterangan dulu dari RT dan RW. Blah! Terus terang, seumur hidup saya tidak pernah tahu siapa Ketua RT saya, siapa tetangga saya saja saya tidak tahu namanya karena kalau bertemu kami hanya melemparkan senyum. Besoknya, saya minta diantar pembokat untuk berkenalan dengan para pejabat lingkungan tempat tinggal saya, secara pembokat saya itu anak gaul dan ngetop.

Jam 7.30 pagi saya ke rumah Ketua RT, gedor-gedor pagarnya saja lama banget baru dia keluar. Setelah saya utarakan maksud, saya baru tahu kalau SKKB sekarang namanya sudah berubah menjadi SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian). Saya disuruh ke rumah Sekretaris RT karena dia tidak mempunyai blangko suratnya, pergilah saya ke sana dan diberi surat, lalu balik lagi ke Ketua RT untuk ditandatangani. Dari situ saya disuruh minta tanda tangan ke Ketua RW. Saya pun diberi peta dan pergi ke sana. Dari situ saya langsung ke kantor Kelurahan. Jam sudah menunjukkan jam 9 pagi tapi hanya ada 1 orang yang ada (duh, enak bener kerja jadi PNS!). Si petugas lalu mengetik-ngetik dan ketika saya diberikan surat keterangannya, dia berkata, “Uang administrasinya, Mbak.” Saya yang bego bertanya balik, “Berapa, Pak?”. Jawabnya, “Sukarela.” Saya pun merogoh dompet. Sial, saya hanya punya 2 lembar pecahan 20 ribuan dan selembar 50 ribuan - tentu saya memberikan selembar Rp 20.000,-

Saya bergegas ke Polsek, sialnya lagi saya ternyata disuruh ke Polres karena SKCK-nya untuk urusan visa. Sampai di Polres, saya disuruh mengisi formulir dan ke ruang sidik jari. Formulir itu mencakup bentuk badan, muka, dan lain-lain, dan kesepuluh jari saya dicap. Setelah si petugas memeriksa sidik dan memberikan rumus khusus, lalu dia berkata, “Uang administrasinya, Mbak.” Saya pun merelakan selembar 20 ribuan kedua.
Saya kembali ke meja SKCK, begitu surat diberikan keluar pula kalimat sakti, “Uang administrasinya, Mbak.”
“Berapa?”, tanya saya.
“Sukarela.”
Saya pun memelas, “Pak, uang saya tinggal selembar 50 ribuan. Kalau saya kasih semua, nanti saya nggak bisa makan. Saya minta kembali ya, Pak?”
“Berapa?”
“Sukarela!”
Dan saya diberi kembalian Rp 30.000,-. Oh saya baru tahu kalau tarif malak eh uang sukarela itu ternyata memang dua puluh ribu.

Yang menyebalkan lagi, SKCK keluaran Polres itu ternyata hanya berupa surat pengantar karena untuk urusan visa harus diterbitkan di Mabes Polri. Ya ampun, saya masih harus ke Mabes lagi! Syarat ke Mabes harus menyertakan fotokopi Akte Kelahiran, paspor, 2 lembar pas foto lagi dan disuruh mengambil keesokan harinya. Sampai rumah, ternyata saya menemukan SKKB lama saya dan membaca rumus sidik jari saya. Eh ternyata beda kantor polisi, beda rumus! Gila, kacau juga negara kita ini! Bagaimana mau menangkap pelaku kejahatan kalau sidik jari saja tidak di-file dengan benar dan bisa berbeda-beda untuk 1 orang yang sama!

Setelah semua dokumen saya lengkapi, pergilah saya ke Kedutaan Filipina. Saya sengaja bawa duit segepok untuk pembayaran visa tapi ternyata gratis dan bisa selesai dalam waktu sehari. Saya pun mengisi formulir dan menyertakan semua dokumen. Besoknya saya datang lagi untuk mengambil visa, ternyata visa hanya berlaku 3 bulan, padahal saya akan tinggal di sana setahun. Saya menelepon teman yang sekolah di Manila, dikatakan bahwa setelah 3 bulan kita harus mengurus perpanjangan visa di kantor imigrasi sana dengan persyaratan yang juga macam-macam. Katanya lagi, “Tapi tenang saja, Kak. Kalau urus itu nanti aku antar, aku punya kenalan orang dalam yang biasa kita sogok supaya cepat keluar.” Oalah... hari gini palak-palakan ternyata bukan terjadi di Indonesia saja!

Catatan: per hari ini saya pindah ke Filipina untuk melanjutkan studi S2. Setua gini saya balik lagi deh jadi anak kos dan fakir missed-call!


Thursday, May 10, 2007 

Sahabat jalan

Meskipun saya sering traveling sendiri, tapi traveling memang paling asik bersama para sahabat, apalagi sahabat-sahabat saya. Kami berempat (saya, Pepita, Jade, dan Sri) telah bersahabat sejak kelas 1 SMA, berkenalan pertama kali karena sama-sama masuk ekstra kurikuler Pencinta Alam (PA) di SMA. Saat itu jadi anak PA adalah suatu hal yang sangat membanggakan, apalagi jadi cewek PA. Naik gunung, turun lembah, nyebur di sungai, masuk hutan, ditendang, digampar, dan lain-lain adalah hal yang biasa bagi kami. Karena sama-sama senasib sependeritaan, tak terasa persahabatan ini telah berjalan sangat lama. Ndelalah hobi kami semua sama: sama-sama scuba divers, sama-sama suka traveling tapi tidak suka shopping, sama-sama perokok dan suka minum, sama-sama gila dan suka mencela. Waktu SMA kami dengan senang hati jalan-jalan nebeng truk, tidur di terminal, naik gunung, masuk hutan di negara sendiri. Sesudah sama-sama bekerja dan punya uang sendiri, kami semua pun satu sama lain traveling ke luar negeri bersama – meskipun tidak pernah lengkap berempat.

Pepita --> Karir backpacker saya bermula bersamanya ketika kami keliling Eropa lebih dari sebulan. Dia sangat mahir dalam membaca peta dan arah, meskipun dia orangnya malu bertanya. Dia senang berjemur matahari tapi tidak pernah membuat kulitnya menghitam, paling hanya memerah dan akan cepat balik lagi. Dia perokok berat, suka minum tapi sangat gampang mabuk, selama puluhan tahun kami selalu mengurus after math-nya. Dia dijuluki ‘spesialis cowok jelek’ akibat keanehan seleranya terhadap cowok. Kalau ada sekumpulan cowok, dia pasti memilih yang paling jelek – jadi kami semua aman, tidak usah berebut.

Sri --> Dari semua sahabat saya, (orang tua) Sri paling tajir melintir tapi Sri tidak bermasalah jalan a la gembel. Hobinya pake baju berwarna ngejreng (kalau bisa berwarna sama dengan Stabillo) dengan merk segede gaban bertengger – oleh karena itu dia gampang dikenali di antara kerumunan orang. Volume suaranya besar dengan nada tinggi. Julukannya ‘Miss OD’ alias Over Dosis, karena doyan banget mengkonsumsi obat, mulai dari vitamin A sampai Z, obat pusing, obat masuk angin, obat batuk, obat gatel, dan lain-lain. Yang menyebalkan, dia seorang yang pelit - patungan dalam sen diperhitungkan, memakan makananannya yang tidak habis pun disuruh bayar.

Jade --> Dia dijuluki ‘radio bawel’ karena doyannya ngomooong melulu, ditambah dengan gerak-geriknya seperti animasi. Traveling jadi sepi tanpa ocehannya. Kelemahannya, dia tidak bisa menyetir mobil – jadi jangan berharap dia akan menjadi penanggung jawab menyetir mobil kalau kami sedang mabuk. Ada lagi kelemahannya yang lumayan mengganggu: bladder problem alias gampang dan sering banget buang air kecil. Perjalanan naik mobil bisa sebentar-sebentar berhenti, duduk di pesawat pasti memilih di gang. Pernah dia ngompol di bus Australia karena tidak bisa menahan pipis - alhasil kami kabur bersembunyi di toilet terminal bis akibat takut.

Setelah Pepita dan Sri berkeluarga plus mempunyai anak, maka ‘tamat’ lah riwayat traveling mereka. Seperti teori ‘genus mencari genus’ dimana dalam hal ini berarti ‘jomblo mencari jomblo’, maka geng traveling bertambahlah 2 orang, yaitu Nina dan Yasmin – yang juga berhobi dan berkelakuan sama.

Nina --> Saya kenal Nina dari Pepita karena mereka dulu sama-sama satu kuliahan. Dari semua sahabat saya, cuman dia yang kemampuan berenangnya menyaingi saya. Sayangnya, sejak dia kena panick attack saat diving, dia jadi claustrophobic – tidak berani lagi diving, ogah masuk gua, bahkan takut parkir di basement. Sama seperti saya, dia hobi makan enak dan banyak. Ukuran baju kami pun sama jadi gampang pinjam-pinjaman. Herannya, jam berapapun kami tidur, dia selalu bangun pagi duluan tanpa bantuan alarm. Itu karena ritual paginya sangat panjang, dia harus bolak-balik buang air besar dulu sambil baca dan merokok.

Yasmin --> Saya dan Yasmin sama-sama satu jurusan dan angkatan di kuliah, sama-sama tinggal di satu kos, sama-sama kerja sambil kuliah. Ciri khasnya adalah matanya sering berkedip dan sering batuk. Cuma dia yang tidak merokok (tepatnya sudah berhenti) dan minum alkohol, meski tidak keberatan untuk ikutan dugem – makanya dia jadi andalan untuk menjaga kewarasan saat kami mabuk. Dari dulu dia dijuluki ‘Miss Complain’ karena sering banget komplen kalau tidak sesuai dengan harapan, padahal hanya untuk hal yang sederhana saja. Contoh komplennya, “Hah? Ini teh apaan ya, Mas? Warnanya kok bening begini?!”. Karena saat ini cuma dia yang bekerja kantoran, maka rencana traveling dengannya harus diurus jauh-jauh hari – bahkan packing pun dia sudah mulai dari 2 minggu sebelumnya.

Asik-asik kan sahabat-sahabat saya?


No Nudity Here!

  • naked: devoid of concealment or disguise
  • Pronunciation: 'nA-k&d, esp Southern 'ne-k&d
  • (From Merriam-Webster Online)

Who's Naked?

    Hi, I am Trinity, an ordinary woman in Jakarta who loves traveling. This is my journal and thoughts collected from my trips around the globe and across my lovely country, Indonesia.
    E-mail me at naked.traveler@gmail.com

    Keep informed on The Naked Traveler news and events, add me as your friend at:
    Profil Facebook Trinity Traveler
    Share your travel stories or get info from the real travelers here

    Subscribe to nakedtraveler

    Powered by us.groups.yahoo.com

    You are naked number .

Naked Me More

     
    Web
    The Naked Traveler

Naked Book

    Get "The Naked Traveler (Catatan Seorang Backpacker Wanita Indonesia Keliling Dunia)" book now in your nearest book stores! Bondan Winarno said,"...memikat. Ada kejujuran dalam mengungkapkan apa yang dirasakan, tidak hanya yang dilihat..."
    For more info, please click here.

NakedShout

Kinda Cool Links


    Lowongan Kerja Minyak dan Gas

Powered for Blogger
by Blogger Templates